Selamat Datang di Website Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Disini anda mendapat berbagai informasi pendidikan, jangan lupa tuliskan komentar positif untuk membantu kami malakukan update informasi. Terimakasih

Konsep Media Pembelajaran - Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Header Ads

Header ADS

Konsep Media Pembelajaran

Media Pembelajaran
1. Pengertian Media Pembelajaran

Pembelajaran merupakan proses mencapai keberhasilan belajar. Sumber daya yang dibutuhkan dalam mencapai tujuan pembelajaran sangat beragam. 

Semakin lengkap dan maju sumber daya yang digunakan, akan semakin efektif dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Salah satu komponen sumber daya yang dimaksud adalah media pembelajaran. Oleh karena itu, keberadaan media pembelajaran harus diwujudkan secara maksimal oleh seorang pendidik dalam proses pembelajaran.

a. Media

Secara etimologi kata “media” berasal dari bahasa Latin, yaitu “medius” yang berarti “tengah”, “pengantar” atau “perantara”. Sedangkan dalam bahasa Arab, media ditulis “Wasail” dalam bentuk jama’ berubah menjadi kata “wasilah” yang bersinonim dengan kata “al-wath” yang bermakna “tengah” atau “perantara”.

Media diartikan sebagai sesuatu yang membawa informasi dari sumber untuk diteruskan kepada penerima. Penggunaan media ditujukan untuk memperlancar jalannya komunikasi dalam proses pembelajaran.

Azhar Arsyad mendefinisikan media sebagai pengantar pesan dari pengirim (comunicator) kepada penerima pesan (comunican). 

Media dalam proses pembelajaran dapat diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.

Secara epistimologi, pengertian media dapat dipelajari melalui beberapa pendapat para ahli di bawah ini.

    1. National Education Association (NEA) mengartikan media sebagai segala benda yang dapat dimanipulasikan; dilihat, didengar, dibaca, atau dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan untuk kegiatan tersebut (Koyo K., dkk, 1985: 42).
    2. Association of Education and Communication Technology (AECT). Media adalah segala bentuk dan saluran yang dipergunakan orang untuk menyalurkan pesan atau informasi.
    3. Robert. M. Gagne menjelaskan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar.
    4. Henry Briggs mendefinisikan media sebagai segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan dan merangsang siswa untuk belajar, seperti buku, film, kaset, dan lain-lain.
    5. Fleming menyebut media dengan istilah “mediator” yang diartikan sebagai penyebab atau alat yang turut campur tangan dalam dua pihak dan mendamaikannya.

Dalam kegiatan pembelajaran media berfungsi sebagai alat komunikasi yang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi dari sumber kepada siswa, tujuan penggunaan media adalah untuk merangsang pikiran, perasaan, minat, dan perhatian siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

b. Media Pembelajaran

Dalam kegiatan pembelajaran terdapat proses komunikasi yang terjadi antara guru dan siswa. Proses komunikasi akan melibatkan media sebagai salah satu komponen utama dalam kegiatan pembelajaran.

Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran guru harus memiliki ide yang diwujudkan dalam perencanaan pembelajaran. Agar proses komunikasi pembelajaran berjalan secara efektif, guru perlu menggunakan media untuk merangsang keaktifan siswa dalam kegiatan belajar. 

Dengan media pembelajaran, guru dengan mudah dapat menjalin komunikasi yang baik dengan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Sesuatu akan dikatakan sebagai media pembelajaran jika sudah memenuhi dua unsur, yaitu; 

    1. Unsur peralatan atau perangkat keras (hardware) yaitu sarana atau peralatan yang digunakan untuk menyajikan pesan tersebut.
    2. Unsur pesan (message/software) yaitu informasi atau bahan ajar dalam tema tertentu yang akan disampaikan atau dipelajari anak.

Media pembelajaran menjadi bagian terpenting yang tidak terpisahkan dengan proses pembelajaran, karena dengan menggunakan media pembelajaran proses pendidikan akan lebih berhasil bila anak turut aktif dalam proses pendidikan tersebut. 

Hasil penelitian British Audio-Visual Association menggambarkan bahwa presentase jumlah informasi yang diperoleh seseorang adalah sebagai berikut :

    1. 75 % melalui indera penglihatan (visual)
    2. 13% melalui indera pendengaran (auditori)
    3. 6% melalui indera sentuhan dan perabaan 
    4. 6% melalui indera penciuman dan lidah. 

Hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa pengetahuan seseorang paling banyak diperoleh secara visual melalui indera penglihatan.

Dengan demikian, penggunaan media yang dapat dilihat (visual) dalam kegiatan pendidikan pembelajaran akan lebih menguntungkan dibandingkan dengan proses pembelajaran yang disampaikan secara verbal dengan mengandalkan indera pendengaran saja.

Baca Juga : 

Lalu, apakah yang dimaksud dengan media pembelajaran? 

Di bawah ini disajikan beberapa pendapat ahli tentang definisi media pembelajaran, antara lain:

    1. Ronald H. Anderson menjelaskan bahwa media pembelajaran adalah media yang memungkinkan terwujudnya hubungan langsung antara karya seseorang pengembang mata pelajaran dengan para siswa. (Ronald H. Anderson, 1987: 21).6
    2. Rohani (1997:3) mengemukakan beberapa pengertian media pembelajaran sebagai berikut.7

  • Segala jenis sarana pendidikan yang digunakan sebagai perantara dalam proses belajar mengajar untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan instruksional. Mencakup media grafis, media yang menggunakan alat penampil, peta, model, globe dan sebagainya.
  • Peralatan fisik untuk menyampaikan isi instruksional, termasuk buku, film, video, tape, sajian slide, guru dan perilaku non verbal. Media instruksional edukatif mencakup perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware) yang berfungsi sebagai alat bantu belajar.
  • Media yang digunakan dan diintegrasikan dengan tujuan dan isi instruksional yang biasanya sudah dituangkan dalam Garis Besar Pedoman Instruksional (GBPP) dan dimaksudkan untuk mempertinggi mutu kegiatan belajar mengajar.
  • Sarana pendidikan yang digunakan sebagai perantara, dengan menggunakan alat penampil dalam proses belajar mengajar untuk mempertinggi efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan instruksional, meliputi kaset, audio, slide, film-strip, OHP, film, radio, televisi dan sebagainya.

3. Menurut Azhar Arsyad (2003: 6) media pendidikan memiliki ciri-ciri umum sebagai berikut: 

    1. Media pendidikan memiliki pengertian fisik yang dewasa ini dikenal sebagai hardware (perangkat keras), yaitu sesuatu benda yang dapat dilihat, didengar, atau diraba dengan panca indera.
    2. Media pendidikan memiliki pengertian non fisik yang dikenal sebagai software (perangkat lunak), yaitu kandungan pesan yang terdapat dalam perangkat keras yang merupakan isi yang ingin disampaikan kepada peserta didik.
    3. Penekanan media pendidikan terdapat pada visual dan audio.
    4. Media pendidikan memiliki pengertian alat bantu pada proses belajar baik di dalam maupun di luar kelas.
    5. Media pendidikan digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran.
    6. Media pendidikan dapat digunakan secara massal (misalnya: radio, televisi), kelompok besar dan kelompok kecil (misalnya: film, slide, video, OHP), atau perorangan (misalnya: modul, komputer, radio tape/kaset, video recorder).8

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah suatu alat pelajaran, berisi sejumlah materi pembelajaran, yang digunakan untuk mengembangkan kompetensi pembelajaran yang harus dikuasai siswa. Alat pelajaran merupakan suatu perangkat keras, sedangkan media adalah perpaduan perangkat lunak dan perangkat keras. Dalam hal ini perangkat lunak merupakan program yang diisikan pada perangkat keras.

2. Fungsi Media Pembelajaran

Pada hakekatnya pembelajaran merupakan proses komunikasi antara guru dan siswa (komunikasi pembelajaran). Komunikasi dalam kegiatan pembelajaran dapat terjadi dalam tiga bentuk, yaitu:

    1. Komunikasi searah, dalam hal ini komunikasi yang dimaksud hanya terjadi dari guru kepada siswa. Karena komunikasi di atas hanya terjadi dari guru kepada siswa, maka model komunikasi ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: (a) Kadar keaktifan siswa rendah, (b) sebagai komunikator hanya guru, (c) sebagai komunikannya adalah siswa, dan (d) jika dalam pembelajaran terjadi dengan peragaan, maka kegiatan guru lebih cenderung bersifat demonstrasi.
    2. Komunikasi dua arah (dwiarah), Kedua arah ini ialah antara guru dengan siswa atau antara siswa dengan guru. Beberapa ciri komunikasi dua arah ini di antaranya: (a) kegiatan siswa sudah mulai nampak, (b) guru maupun siswa bisa sebagai komunikator, dan (c) jika pembelajaran terjadi peragaan, maka kegiatan guru akan lebih bervariasi dalam menggunakan metode.
    3. Komunikasi banyak arah (multiarah), yaitu antara guru dengan siswa atau antara siswa dengan siswa atau antara siswa dengan guru. Beberapa ciri komunikasi multiarah di antaranya: (a) kadar keaktifan siswa tinggi, (b) guru maupun siswa bisa sebagai komunikator, (c) pembelajaran akan terjadi lebih bervariasi, dan (d) fungsi peragaan tidak hanya bersifat demonstrasi, tetapi juga akan bersifat eksperimen bagi para siswa.

Dalam kegiatan pembelajaran seringkali ditemukan berbagai gangguan dan hambatan yang menyebabkan putusnya komunikasi antara guru dan siswa. Hal ini mengakibatkan siswa tidak memahami apa yang disampaikan guru terkait pembelajaran tersebut. Hal ini dapat terjadi karena beberapa hal, antara lain:

    1. Guru kurang mampu menyampaikan materi secara gamblang.
    2. Adanya perbedaan daya tangkap para siswa sebagai komunikan.
    3. Adanya perbedaan ruang dan waktu antara guru siswa.
    4. Jumlah siswa yang cukup banyak sehingga sulit dijangkau oleh guru.

Selain itu gangguan komunikasi pun dapat terjadi karena beberapa hal, antara lain:

    1. Verbalisme, yaitu siswa dapat menyebutkan kata tetapi tidak mengetahui artinya. Hal ini terjadi karena biasanya guru mengajar hanya dengan penjelasan lisan (ceramah), siswa cenderung hanya menirukan apa yang dikatakan guru.
    2. Salah tafsir, artinya dengan istilah atau kata yang sama diartikan berbeda oleh siswa. Hal ini terjadi karena biasanya guru hanya menjelaskan secara lisan dengan tanpa menggunakan media pembelajaran yang lain, misalnya gambar, bagan, model, dan sebagainya.
    3. Perhatian tidak berpusat, hal ini dapat terjadi karena beberapa hal antara lain, gangguan fisik, ada hal lain yang lebih menarik mempengaruhi perhatian siswa, siswa melamun, cara mengajar guru membosankan, cara menyajikan bahan pelajaran tanpa variasi, kurang adanya pengawasan dan bimbingan guru.

Untuk menghindari terjadinya salah komunikasi maka guru harus menggunakan media sebagai alat untuk memusatkan perhatian siswa. Dalam pembelajaran, media yang digunakan disebut media pembelajaran, karena media sebagai unsur penunjang dalam proses komunikasi, maka jenis, bentuk dan fungsi media ini sangat ditentukan oleh jenis, bentuk dan tujuan komunikasi itu sendiri.

Sebagai alat bantu pembelajaran, media akan mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata guru. 

Hamalik (1986) mengemukakan bahwa pemakaian media dalam kegiatan pembelajaran dapat membangkitkan keinginan dan minat baru, membangkitkan motivasi rangsangan kegiatan belajar, dan mempengaruhi psikologi siswa.

Levied dan Lent (1982) mengemukakan empat fungsi media pembelajaran, khususnya media visual, yaitu:

    1. Fungsi atensi, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa agar konsentrasi dalam kegiatan pembelajaran, 
    2. Fungsi afektif, yaitu menjadikan pembelajaran menjadi hal yang menyenangkan bagi siswa;
    3. Fungsi kognitif, yaitu media dapat memperlancar pemahaman terhadap tujuan pembelajaran; dan 
    4. Fungsi kompensatoris, yaitu media memberikan konteks untuk membantu siswa yang lemah dalam membaca sehingga dapat mengorganisasikan informasi yang terdapat pada teks dan mengingatnya kembali.

Sadiman, dkk (2002) mengemukakan kegunaan media pendidikan sebagai berikut: 

    1. memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis; 
    2. mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera, seperti: obyek yang terlalu besar, kecil, gerak yang terlalu lambat, terlalu cepat, kejadian di masa lampau, obyek yang terlalu kompleks, dan konsep yang terlalu luas;
    3. mengatasi sikap pasif peserta didik, dalam hal ini media mampu menimbulkan gairah belajar, interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan, kemungkinan anak didik belajar sendiri-sendiri

Rowntree (dalam Rohani, 1997) berpendapat bahwa fungsi media pembelajaran adalah: a) membangkitkan motivasi belajar; b) mengulang apa yang telah dipelajari; c) menyediakan stimulus belajar; d) mengaktifkan respon pebelajar; e) memberikan balikan dengan segera; dan f) menggalakkan latihan yang serasi.

3. Peran Media Pembelajaran

Pada hakikatnya proses pembelajaran adalah kegiatan penyampaian pesan dari sumber pesan (comunicator) kepada penerima pesan (comunican). Pesan tersebut berupa materi ajar yang dituangkan guru ke dalam simbol-simbol komunikasi dalam bentuk verbal (kata-kata lisan ataupun tertulis) maupun simbol-simbol non-verbal atau visual. Proses penuangan pesan ke dalam simbol-simbol komunikasi itu dinamakan encoding. 

Selanjutnya penerima pesan akan menafsirkan simbol-simbol komunikasi tersebut. Proses penafsiran simbol-simbol komunikasi yang mengandung pesan-pesan tersebut dinamakan decoding. Terkadang penafsiran yang dilakukan oleh penerima pesan berhasil dan terkadang tidak berhasil.

Secara umum terdapat tiga faktor utama yang dapat menghambat proses komunikasi, yaitu; 

    1. Hambatan psikologis, seperti minat, sikap, intelegensi, motivasi, kepercayaan diri, gaya belajar, dan sebagainya.
    2. hambatan kultural. Perbedaan adat istiadat, norma-norma sosial, kepercayaan dan nilai-nilai panutan merupakan contoh hambatan kultural.
    3. hambatan lingkungan, yaitu hambatan yang ditimbulkan oleh situasi dan kondisi keadaan sekitar. Pembelajaran di tempat yang sejuk dan nyaman tentu akan berbeda dengan pembelajaran di tempat yang panas dan bising. 13

Adanya berbagai hambatan tersebut, mengakibatkan proses komunikasi dalam pembelajaran seringkali berlangsung secara tidak efektif dan efisien. 

Hambatan-hambatan tersebut dapat di atasi dengan pemanfaatan media dalam kegiatan pembelajaran. Media pembelajaran sebagai salah satu sumber belajar dapat menyalurkan pesan dan membantu mengatasi hambatan-hambatan proses komunikasi. Karena pembelajaran merupakan proses komunikasi, maka media berperan penting dalam mempermudah belajar.

Media pembelajaran merupakan salah satu unsur atau komponen dalam sistem pembelajaran. Apabila pembelajaran dilihat sebagai sebuah sistem, maka unsur-unsur atau komponen-komponen yang terlibat dalam sistem itu tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Hal ini berarti bahwa ketiadaan suatu unsur dalam suatu sistem akan berpengaruh terhadap jalannya sistem secara keseluruhan. Oleh karena media pembelajaran merupakan unsur atau komponen sistem pembelajaran, maka media pembelajaran merupakan bagian integral dari pembelajaran. Pandangan ini akan mengarahkan pada cara pandang seseorang terhadap media pebelajaran. 

Media pembelajaran harus hadir dalam setiap aktivitas pembelajaran. Dengan ungkapan lain, tanpa media pembelajaran, aktivitas pembelajaran tidak dapat berlangsung.


Download bahan ajar disini Konsep Media Pembelajaran


Tidak ada komentar

Terimakasih telah singgah. Silahkan tinggalkan komentar. Semoga artikel ini bermanfaat untuk anda.

Diberdayakan oleh Blogger.