Selamat Datang di Website Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Disini anda mendapat berbagai informasi pendidikan, jangan lupa tuliskan komentar positif untuk membantu kami malakukan update informasi. Terimakasih

Model - Model Pembelajaran - Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Header Ads

Header ADS

Model - Model Pembelajaran


| Model Pembelajaran |

Pembelajaran

Pembelajaran merupakan proses yang komplek, karena di dalamnya terdapat  interaksi antara guru dan siswa dalam konteks proses pembelajaran, serta interaksi kegiatan didaktik pedagogis yang dilakukan guru dengan kegiatan belajar yang dilakukan siswa.

Terdapat tiga Variabel utama dalam kegiatan pembelajaran, yaitu:

  1. Kondisi pembelajaran. Variabel ini merupakan faktor penting yang dapat mempengaruhi efek metode pembelajaran atau akan berinteraksi dengan metode pembelajaran dan pada hakekatnya tidak dapat dimanipulasi.
  2. Metode pembelajaran, adalah cara-cara yang berbeda untuk mencapai hasil pembelajaran yang berbeda. Metode pembelajaran dapat dimanipulasi oleh perancang pembelajaran dan dapat berubah tergantung situasi pembelajaran
  3. Hasil pembelajaran. Variabel ini mencakup semua aspek yang dapat dijadikan indikator nilai dari penerapan metode pembelajaran. Hasil pembelajaran berupa hasil nyata (actual outcomes) dan hasil yang diinginkan (desired outcomes), ke duanya sering mempengaruhi keputusan perancang pembelajaran dalam melakukan pilihan metode pembelajaran yang digunakan.
Model Pembelajaran

Pembelajaran yang ideal dilaksanakan secara sistematik dan berkelanjutan. Sistematik artinya berdasarkan sistem, sedangkan berkelanjutan (continuity) dilakukan secara berkesinambungan atau terus menerus.
Model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Model pembelajaran memiliki lima unsur dasar yaitu:
  1. Syntax, yaitu langkah-langkah operasional pembelajaran, 
  2. Social system, adalah suasana dan norma yang berlaku dalam pembelajaran.
  3. Principles of reaction, menggambarkan bagaimana seharusnya guru memandang, memperlakukan, dan merespon siswa.
  4. Support system, segala sarana, bahan, alat, atau lingkungan belajar yang mendukung pembelajaran.
  5. Instructional dan nurturant effects yang merupakan hasil belajar yang diperoleh langsung berdasarkan tujuan yang ditetapkan (instructional effects) dan hasil belajar di luar yang ditetapkan (nurturant effects) (Naskah Model Pembelajaran Kajian Konstitusionalitas yang dikeluarkan oleh Dit. PSMA, 2016).

Model pembelajaran sebagaimana dimaksud pada Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 dan Permendibud Nomor 22 Tahun 2016 adalah model pembelajaran yang menonjolkan aktivitas dan kreativitas, menginspirasi, menyenangkan dan berprakarsa, berpusat pada siswa, otentik, kontekstual, dan bermakna bagi kehidupan siswa sehari-hari, antara lain:

1. Model Penyingkapan (Discovery Learning)
Model ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyingkap atau mencari tahu tentang suatu permasalahan atau sesuatu yang sebenarnya ada namun belum mengemuka dan menemukan solusinya berdasarkan hasil pengolahan informasi yang dicari dan dikumpulkannya sendiri, sehingga siswa memiliki pengetahuan baru yang dapat digunakannya dalam memecahkan persoalan yang relevan dalam kehidupan sehari-hari. Alur kegiatan pembelajarannya sebagai berikut.  
  1. Memberi stimulus (Stimulation): guru memberikan stimulus berupa masalah untuk diamati dan disimak siswa melalui kegiatan membaca, mengamati situasi atau melihat gambar, dan lain-lain. 
  2. Mengidentifikasi masalah (Problem Statement): siswa menemukan
  3. permasalahan,  mencari informasi terkait permasalahan, dan merumuskan masalah. 
  4. Mengumpulkan data (Data Collecting): siswa mencari dan mengumpulkan data/informasi yang dapat digunakan untuk menemukan solusi pemecahan masalah yang dihadapi (mencari atau merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah, terutama jika satu alternatif mengalami kegagalan). 
  5. Mengolah data (Data Processing): siswa mencoba dan mengeksplorasi kemampuan pengetahuan konseptualnya untuk diaplikasikan pada kehidupan nyata (melatih keterampilan berfikir logis dan aplikatif). 
  6. Memverifikasi (Verification): siswa mengecek kebenaran atau keabsahan hasil pengolahan data melalui berbagai kegiatan, atau mencari sumber yang relevan baik dari buku atau media, serta mengasosiasikannya sehingga menjadi suatu kesimpulan. 
  7. Menyimpulkan (Generalization): siswa digiring untuk menggeneralisasikan hasil berupa kesimpulan pada suatu kejadian atau permasalahan yang sedang dikaji. 

2. Model Penemuan (Inquiry Laearing
Model penemuan merupakan suatu kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistemik, kritis, logis, dan analisis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya. Siswa dilatih dapat mengumpulkan informasi tambahan, membuat hipotesis dan mengujinya. Peran guru selain sebagai pengarah dan pembimbing,  juga dapat menjadi sumber informasi data yang diperlukan. Berikut alur kegiatan pembelajaran dalam menggunakan model penemuan.


3. Model Berbasis Masalah (Problem Based Learning/PBL)
Model pembelajaran ini bertujuan mendorong siswa untuk belajar melalui berbagai permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari, atau permasalahan yang dikaitkan dengan pengetahuan yang telah atau akan dipelajarinya. Permasalahan yang diajukan pada model PBL, bukanlah permasalahan “biasa” atau bukan sekedar “latihan” yang diberikan setelah conoth-contoh soal disajikan oleh guru. Permasalahan dalam PBL menuntut penjelasan atas sebuah fenomena. Fokusnya adalah bagaimana siswa mengidentifikasi isu pembelajaran dan selanjutnya mencarikan alternatif-alternatif penyelesaian. Pada pembelajaran ini melatih siswa terampil menyelesaikan masalah. Oleh karenanya pembelajarannya selalu dihadapkan pada permasalahan-permasalahan kontekstual. Alur kegiatan PBL sebagai berikut.

4. Model Berbasis Proyek (Project- Based Learning/PjBL)
Model pembelajaran berbasis proyek adalah model pembelajaran yang dapat digunakan untuk menerapkan pengetahuan yang sudah dimiliki, melatih berbagai keterampilan berpikir, sikap, dan keterampilan konkret. Sedangkan pada permasalahan kompleks, diperlukan pembelajaran melalui investigasi, kolaborasi dan eksperimen dalam membuat suatu proyek, serta mengintegrasikan berbagai subjek (materi) dalam pembelajaran. Alur Kegiatan pembelajaran dalam PJBL  sebagai berikut. 


Demikian sekilas gabaran tentang model-model pembelajaran, semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar

Terimakasih telah singgah. Silahkan tinggalkan komentar. Semoga artikel ini bermanfaat untuk anda.

Diberdayakan oleh Blogger.