Aspek-Aspek Pemahaman Individu
![]() |
| Pemahaman Individu | |
Definisi Pemahaman Individu
Pemahaman individu adalah suatu cara untuk
memahami, menilai atau menaksir karakteristik, potensi, atau masalah-masalah (gangguan)
yang ada pada individu atau kelompok individu. Cara yang digunakan meliputi
observasi, interview, skala penilaian, daftar cek, inventori, teknik projektif,
dan beberapa jenis tes.
Dalam konsep Dillard (1985), Yos and
Corbishley (1987), dan Sharf (1992) yang dimaksud dengan pemahaman
diri adalah proses memahami berbagai karakteristik diri. Istilah memahami
mengandung makna bukan sekadar mengetahui, tetapi mampu menjelaskan, menilai,
menganalisis, bahkan menyintesiskan berbagai karakteristik diri.
Dengan demikian maka pemahaman individu dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang untuk mengerti dan memahami individu lain. Dalam konteks bimbingan dan konseling, mengerti dan memahami tersebut dilakukan oleh konselor terhadap klien.
Tujuan Pemahaman Individu
Secara umum pemahaman individu yang dilakukan konselor terhadap klien dalam layanan Bimbingan dan Konseling bertujuan agar:
- Konselor semakain mampu menerima keadaan individu (siswa) seperti apa adanya dan sekaligus keberadaan siswa baik dari segi kelebihan maupun kekurangan.
- Konselor semakin mampu memperlakukan siswa sebagaimana mestinya dalam arti lain mampu memberikan bantuan seperti yang dikehendaki oleh siswa.
- Konselor terhindar dari gangguan komunikasi, sehingga mampu menciptakan relasi yang semakin baik.
Pada lembaga pendidikan, tujuan pemahaman individu ialah untuk mendapatkan pengertian yang lebih luas, lengkap, dan mendalam tentang peserta didik, serta membantu peserta didik memperoleh pemahaman tentang dirinya. Selain itu pemahaman individu dapat juga dijadikan sebagai dasar untuk menentukan tindak lanjut penilaian maupun pelayanan selanjutnya sehingga layanan konseling menjadi lebih ilmiah dan bersifat objektif dibandingkan dengan kesan-kesan subyektif dan spekulatif.
Sebelum konselor melaksanakan kegiatan layanan hal penting yang harus dilakukan adalah upaya pemahaman individu, yakni kegiatan pengumpulan data untuk menelaah berbagai kebutuhan peserta didik dan mengukur serta menafsirkan keinginan, sikap serta tingkah laku mereka. Data yang terkumpul akan sangat menentukan jenis masalah yang dihadapi individu serta dapat ditentukan jenis layanan yang dapat diberikan.
Baca juga:
Tujun dan Fungsi Layanan Bimbingan dan Konseling
Urgensi Layanan Bimbingan dan Konseling di SD/MI
Hood dan Johnson dalam tulisan Ratna Widiastuti menguraikan bahwa pemahaman individu memiliki beberapa tujuan, yaitu: [2]
- Orientasi masalah, yaitu kegiatan yang bertujuan untuk membuat individu mampu mengenali dan menerima permasalahan yang dihadapi, tidak malah mengingkari bahwa ia bermasalah. Dengan memahami dirinya lebih baik, individu akan dapat meningkatkan sensitivitas terhadap potensi masalah pada dirinya. Sensitivitas kondisi dan permasalahan akan dapat menggugah individu mengatasi masalah tersebut. Individu diharapkan dapat menerima masalah hidupnya, dan konselor memberikan dukungan dan cara pandang terhadap masalahtersebut.
- Identifikasi masalah, yaitu kegiatan yang bertujuan untuk membantu klien dalam mengetahui masalah yang dihadapi secara mendetail. Konselor yang memahami secara mendalam pada seorang individu akan dapat mengukur tipe dan kedalaman masalahnya. Identifikasi masalah ini akan membantu konselor dalam meningkatkan komunikasi dengan individu.
- Memilih alternatif solusi. Pemahaman individu dapat membantu konselor dan juga klien dalam mengidentifikasi beberapa alternatif solusi untuk memecahkan masalahnya. Misalnya dengan memahami minat dan bakatnya akan dapat memberikan informasi kepada individu tentang alternatif pilihan karir yang lebih tepat di masa datang.
- Pembuatan keputusan alternatif. Pemahaman individu digunakan untuk mencari pemecahan masalah yang paling tepat dengan mempertimbangkan konsekuensi yang paling rendah.
- Verifikasi, yaitu kegiatan menilai apakah layanan bimbingan dan konseling dilakukan sudah berjalan efektif dan telah dapat mengurangi beban masalah konseli atau belum.
Prinsip-Prinsipdalam Pemahaman Individu
Dewa Ketut Sukardi menyarankan minimal 5 prinsip dalam menghimpun data dari individu, yakni harus tersusun secara sistematis, komprehensif, terpadu, aman dan bermanfaat.
- Berkelanjutan atau kontinyu. Mengikuti suatu pola perencanaan dalam rangka keseluruhan program konseling dari jenjang tertentu sampai jenjang berikutnya. Dengan demikian, individu menjadi utuh bersama dengan perkembangannya.
- Sistematik. Terdiri atas beberapa bagian yang saling terkait, menggunakan berbagai macam teknik sesuai dengan karakter data yang ingin dihimpun. Berbagai teknik tersebut saling terkait satu dengan yang lain dan menjadi satu kesatuan dalam menangani permasalahan individu.
- Komprehensif dan terpadu. Pengumpulan data tidak boleh hanya mengandalkan satu alat saja, tetapi harus menggunakan alat tes dan non-tes secara terpadu dan saling melengkapi.
- Bersifat tertutup. Hasil pengumpulan data harus dijaga kerahasiaannya dan dipergunakan hanya atas kesediaan dan izin individu serta tidak dipergunakan untuk membuka aib individu.
- Bermanfaat. Pengumpulan data harus dapat memberi keuntungan kepada konselee dan mampu mendukung kepentingannya, bukan karena alasan administratif atau menghabiskan program sehingga data hanya menumpuk dan tidak memberikan perubahan signifikan bagi konsele.
[1]
Halim Purnomo dkk, Bimbingan Konseling di Sekolah Dasar, K-Media, Yogjakarta.
[2]
Mohammad Tohir, Pemahaman Individu, Buku Perkuliahan, IAIN Sunan Ampel,
Surabaya.
Terimakasih materinya, tugas jadi selesai juga
BalasHapus