Selamat Datang di Website Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Disini anda mendapat berbagai informasi pendidikan, jangan lupa tuliskan komentar positif untuk membantu kami malakukan update informasi. Terimakasih Pengertian Bimbingan dan Konseling - Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Header Ads

Header ADS

Pengertian Bimbingan dan Konseling

- Doc. MAN 2 Alor - 

Makna Bimbingan 

Secara Etimologis kata bimbingan merupakan terjemahan dari “Guidance” dan Konseling merupakan serapan kata dari “counseling”. Guidance berasal dari akar kata “guide” yang secara luas bermakna mengarahkan (to direct), memandu (to pilot), mengelola (to manage), menyampaikan (to descript), mendorong (to motivate), membantu mewujudkan (helping to create), memberi (to giving), bersungguh-sungguh (to commit), pemberi pertimbangan dan bersikap demokratis (democratic performance). Apabila dirangkai dalam sebuah kalimat maka Konsep Bimbingan adalah Usaha secara demokratis dan sungguh-sungguh untuk memberikan bantuan dengan menyampaikan arahan, panduan, dorongan dan pertimbangan, agar yang diberi bantuan mampu mengelola dan mewujudkan apa yang menjadi harapannya.[1]

Suhertina dalam Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling,[2] mengutip beberapa definisi bimbingan menurut para ahli, antara lain:

a.   Frank Parson (dalam Prayitno 2004:93), mendefinisikan bimbingan sebagai bantuan yang diberikan kepada individu untuk dapat memilih, mempersiapkan diri, dan memangku suatu jabatan serta mendapat kemajuan dalam jabatan yang dipilihnya.

b.   Crow & Crow 1960 (dalam Prayitno 2004:94), bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh seseorang laki-laki atau perempuan yang memiliki kepribadian yang memadai dan terlatih dengan baik kepada individu-individu setiap usia untuk membantunya mengatur kegiatan hidupnya sendiri, mengembangkan pandangan hidupnya sendiri, membuat keputusan sendiri dan menanggung bebannya sendiri.

c.    Moh. Surya (1986:6) menyatakan bahwa bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan yang terus-menerus dan sistematis dari pembimbing kepada yang dibimbing agar tercapai kemandirian dalam pemahaman diri, penerimaan diri, pengerahan diri dan perwujudan diri dalam mencapai tingkat perkembangan yang optimal dan penyesuaian diri dengan lingkungan.

d.   Prayitno (2004:99) mendefinisikan bimbingan sebagai sebuah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang ahli kepada seseorang atau beberapa orang, baik anak-anak, remaja maupun dewasa, agar yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri, dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku.


Makna Konseling

Secara etimologi, kata konseling berasal dari kata “counsel” yang diambil dari bahasa Latin yaitu “Counsilium” artinya “bersama” atau “bicara bersama”. Makna Counseling melingkupi proses (process), hubungan (interaction), menekankan pada permasalahan yang dihadapi klien (performance, relationship), professional, nasehat (advice, advise, advisable).

Baca: Urgensi Layanan Bimbingan dan Konseling di SD/MI

American School Counselor Asocitioan (ASCA) mengemukakan bahwa konseling adalah hubungan tatap muka yang bersifat rahasia, penuh dengan sikap penerimaan dan pemberian kesempatan dari konselor kepada konseli, konselor mempergunakan pengetahuan dan keterampilannya untuk membantu konselinya dalam mengatasi masalah-masalahnya.[3]

 

Berikut beberapa definisi konseling menurut para ahli, anatar lain:

1)  Bimo Walgito (2010:8) mendefinisikan konseling sebagai bantuan yang diberikan kepada individu untuk memecahkan masalah kehidupannya dengan cara wawancara dan dengan cara yang sesuai dengan keadaan yang dihadapi individu untuk mencapai kesejahteraan hidupnya.

2)  Moh. Surya (1998:38). Konseling itu merupakan upaya bantuan yang diberikan kepada konseli supaya dia memperoleh konsep diri dan kepercayaan diri sendiri, untuk dimanfaatkan olehnya dalam memperbaiki tingkah lakunya pada masa yang akan datang. Dalam pembentukan konsep yang sewajarnya mengenai: (a) dirinya sendiri; (b) orang lain; (c) pendapat orang lain tentang dirinya; (d) tujuan-tujuan yang hendak dicapai, dan; (e) kepercayaan

3)  Prayitno (2004:105) mendefinisikan konseling sebagai proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang sedang mengalami sesuatu masalah (disebut klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi oleh klien.[4]

 

Bimbingan Konseling dalam Konsep Islam

Tarmizi[5] dalam Bimbingan Konseling Islami mengemukaan beberpa pendapat ahli tentang Bimbingan Konsling dari sudut pandang islam, antara lain:

1)  Achmad Mubarok, bahwa Bimbingan konseling agama, adalah bantuan yang bersifat mental spiritual diharap dengan melalui kekuatan iman dan ketaqwaannya kepada Tuhan seseorang mampu mengatasi sendiri problema yang sedang dihadapinya. Mubarak juga menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan konseling Islam adalah Al-Irsyad Al-Nafs yang diartikan sebagai bimbingan kejiwaan.

2)  Tohari Musnamar, Bimbingan konseling adalah proses pemberi bantuan terhadap individu agar menyadari kembali akan eksistensinya sebagai makhluk Allah yang seharusnya hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah, sehingga dapat mencapai kebahagian di dunia dan di akhirat.

3)  Az-zahrani dalam bukunya yang berjudul Konseling Terapi, menjelaskan bahwa Konseling dalam Islam adalah salah satu dari berbagai tugas manusia dalam membina dan membentuk manusia yang ideal. Konseling merupakan amanat yang diberikan Allah kepada semua Rasul dan Nabi-Nya. Dengan adanya amanat konseling inilah maka mereka menjadi demikian berharga dan bermanfaat bagi manusia, baik dalam urusan agama, dunia, pemenuhan kebutuhan, pemecahan masalah, dan lain-lain.

4)  Lahmuddin Lubis berpendapat bahwa, bimbingan Islami merupakan proses pemberian bantuan dari seorang pembimbing (konselor/ helper) kepada konseli /helpee. Dalam pelaksanaan pemberian bantuan, seorang pembimbing/helper tidak boleh memaksakan kehendak mewajibkan konseli/helpee untuk mengikuti apa yang disarankannya, melainkan sekedar memberi arahan, bimbingan dan bantuan, yang diberikan itu lebih terfokus kepada bantuan yang berkaitan dengan kejiwaan/mental dan bukan yang berkaitan dengan material atau finansial secara langsung.



[1] Tarmidzi, Bimbingan Konseling Islami, Perdana Publishing, Medan, 2018, Hal. 15

[2] Suhertina, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, Mutiara Pesisir Sumatera, Pekan Baru, 2014, Hal. 5

[3] Tarmidzi, op.cit. Hal. 20

[4] Suhertina, op.cit. Hal. 11

[5] Tarmidzi, op. cit. Hal. 27

Tidak ada komentar

Terimakasih telah singgah. Silahkan tinggalkan komentar. Semoga artikel ini bermanfaat untuk anda.

Diberdayakan oleh Blogger.