Selamat Datang di Website Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Disini anda mendapat berbagai informasi pendidikan, jangan lupa tuliskan komentar positif untuk membantu kami malakukan update informasi. Terimakasih

Masalah Belajar pada Anak - Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Header Ads

Header ADS

Masalah Belajar pada Anak

| Masalah Belajar |
Identifikasi Masalah Belajar 

Masalah belajar adalah suatu kondisi tertentu yang dialami peserta didik dan menghambat kelancaran proses belajarnya. 

Kondisi ini dapat berkenaan dengan keadaan dirinya yaitu berupa kelemahan-kelemahan yang dimilikinya dan dapat juga berkenaan dengan lingkungan yang tidak menguntungkan bagi dirinya. Masalah-masalah belajar tidak hanya dialami oleh peserta didik yang rendah kemampuan dalam belajarnya, akan tetapi dapat juga menimpa peserta didik yang cerdas. 

Merujuk pada uraian di atas maka jenis-jenis masalah belajar di MI/SD dapat dikelompokkan dalam beberapa hal berikut: 

  1. Keterlambatan akademik, yaitu keadaan peserta didik yang diperkirakan memiliki intelegensi yang cukup tinggi, tetapi tidak dapat memanfaatkannya secara optimal, sehingga menunjukkan prestasi belajarnya yang berada di bawah kemampuannya (underacievers). 
  2. Keterlambatan dalam belajar, yaitu keadaan peserta didik yang memiliki bakat akademik yang cukup tinggi atau memiliki IQ 130 atau lebih, tetapi masih memerlukan tugas-tugas khusus untuk memenuhi kebutuhan dan kemampuan belajarnya yang amat tinggi. 
  3. Sangat lambat dalam belajar (slow leanners), yaitu keadaan peserta didik yang memiliki bakat akademik yang kurang memadai dan perlu dipertimbangkan untuk mendapat pendidikan atau pembelajaran khusus. 
  4. Kurang motivasi dalam belajar, yaitu keadaan peserta didik yang kurang bersemangat dalam belajar, mereka seolah-olah tampak jera dan malas. 
  5. Bersikap dan memiliki kebiasaan buruk dalam belajar, yaitu kondisi peserta didik yang kegiatannya atau perbuatan belajarnya sehari-hari antagonistik dengan yang seharusnya, seperti suka menunda-nunda tugas, mengulur-ulur waktu, membenci guru, dan tidak mau bertanya untuk hal yang tidak diketahui. 
  6. Sering tidak sekolah, yaitu peserta didik-peserta didik yang sering tidak hadir atau menderita sakit dalam jangka waktu yang cukup lama sehingga kehilangan sebagian besar kegiatan belajarnya. 


Penyebab Timbulnya Masalah Belajar 

Secara umum sebab timbulnya masalah belajar pada peserta didik dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian, yaitu : 

A. Faktor internal, yaitu faktor yang bersumber dari dalam diri peserta didik itu sendiri), antara lain: 

  1. Gangguan fisik, seperti; a) suatu pusat sususan syaraf idak berkembang secara sempurna karena luka atau cacat, atau sakit sehingga membawa gangguan emosional. b) Panca indra mungkin berkembang kurang sempurna atau sakit/rusak sehingga menyulitkan proses interaksi secara efektif; c) Ketidakseimbangan perkembangan dan reproduksi serta berfungsinya kelenjar-kelenjar tubuh yang sering membawa kelainan-kelainan perilaku (kurang terkoordinasikan dan sebagainya); d) Cacat tubuh atau pertumbuhan yang kurang sempurna, organ dan anggota-anggota badan (kaki, tangan, dan sebagainya) sering pula membawa ketidakstabilan mental dan emosional. e) Penyakit menahun (asma dan sebagainya) menghambat usaha-usaha belajar secara optimal. 
  2. Kelemahaman mental, baik kelemahan yang dibawa sejak lahir maupun karena pengalaman yang sukar diatasi oleh individu bersangkutan dan juga oleh lembaga pendidikan, meliputi: a) Kelemahan mental (taraf kecerdasannya cenderung kurang atau rendah).  b) Kurang minat, kebimbangan, kurang usaha, aktivitas yang tidak terarah, kurang semangat (kurang gizi, kelelahan, dan sebagainya), kurang menguasai keterampilan dan kebiasaan fundamental dalam belajar. 
  3. Kelemahan emosional, antara lain: a) Terdapatnya rasa tidak aman (insecurity). b) Penyesuaian diri yang salah (maladjusment) terhadap orang-orang, situasi, dan tuntutan-tuntutan tugas dan lingkungannya. c) Tercekam rasa phobia (takut, benci dan antipati yang tidak beralasan), mekanisme pertahanan diri. d) Ketidakmatangan (immaturity). 
  4. Kelemahan-kelemahan yang disebabkan oleh kebiasaan dan sikap-sikap yang salah, antara lain: a) Tidak menentu dan kurang menaruh perhatian terhadap pekerjaan-pekerjaan atau tugas-tugas sekolah. b) Banyak melakukan aktivitas yang bertentangan dan tidak menunjang pekerjaan atau tugas-tugas sekolah, menolak atau malas belajar. c) Kurang memiliki keberanian, gagal atau kurang mampu untuk berusaha memusatkan perhatian. d) Kurang kooperatif dan menghindari tanggung jawab. e) Malas dan tidak bernafsu/bersemangat untuk belajar. f) Sering bolos atau tidak mengikuti pelajaran. g) Nervous/cemas dalam belajar. 
  5. Tidak memiliki keterampilan-keterampilan dan pengetahuan dasar yang diperlukan, seperti: a) Ketidakmampuan membaca, berhitung, kurang menguasai pengetahuan dasar untuk suatu bidang studi yang sedang diikutinya secara sekuensial (meningkat dan berurutan). b) Memiliki kebiasaan belajar dan cara bekerja yang salah. 

B. Faktor eksternal, yaitu faktor yang timbul dari luar diri individu (situasi sekolah dan masyarakat), antara lain: 

  1. Kurikulum yang seragam (uniform), bahan dan buku-buku (sumber) yang tidak sesuai dengan tingkat-tingkat kematangan dan perbedaan-perbedaan individu. 
  2. Ketidaksesuaian standar administrasif (sistem pengajaran), penilaian, pengelolaan kegiatan dan pengalaman pembelajaran, dan sebagainya. 
  3. Terlalu berat beban belajar peserta didik dan atau mengajar guru.
  4. Terlalu besar proporsi peserta didik dalam kelas, terlalu banyak menuntut kegiatan di luar, dan sebagainya.
  5. Terlalu sering pindah sekolah atau program, tinggal kelas, dan sebagainya.
  6. Kelemahan dari sistem pembelajaran pada tingkat-tingkat pendidikan (dasar/asal) sebelumnya.
  7. Kelemahan yang terdapat dalam kondisi rumah tangga (pendidikan, status social ekonomi, keutuhan keluarga, besarnya anggota keluarga, tradisi dan kultur keluarga, ketenteraman dan keamanan sosial-psikologis dan sebagainya. 
  8. Terlalu banyak kegiatan di luar jam pelajaran sekolah atau terlalu banyak terlibat dalam kegiatan ekstrakurikuler. 
  9. Kekurangan gizi.
Demikian materi singkat tentang masalah belajar pada anak, semoga bermanfaat.


Tidak ada komentar

Terimakasih telah singgah. Silahkan tinggalkan komentar. Semoga artikel ini bermanfaat untuk anda.

Diberdayakan oleh Blogger.