Selamat Datang di Website Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Disini anda mendapat berbagai informasi pendidikan, jangan lupa tuliskan komentar positif untuk membantu kami malakukan update informasi. Terimakasih Membangun Generasi Mandiri dan Berkarakter: Refleksi QS. An-Nisa Ayat 9 dalam Pendidikan Nasional - Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Header Ads

Header ADS

Membangun Generasi Mandiri dan Berkarakter: Refleksi QS. An-Nisa Ayat 9 dalam Pendidikan Nasional

Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar. (QS. Annisa:9)

Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk karakter, pengetahuan, dan keterampilan individu agar dapat berkontribusi positif dalam masyarakat. Dalam perspektif Islam, tujuan pendidikan tercermin dalam banyak ayat Al-Qur'an, termasuk dalam QS. An-Nisa ayat 9 yang menggarisbawahi pentingnya pendidikan untuk melindungi generasi muda dan membentuk mereka menjadi individu yang bertanggung jawab, berakhlak mulia, dan siap menghadapi tantangan kehidupan. Artikel ini akan membahas tujuan pendidikan berdasarkan QS. An-Nisa ayat 9 dan mengaitkannya dengan tiga tujuan pendidikan nasional Indonesia, yakni pembentukan karakter, pengetahuan, dan keterampilan vokasional. Selain itu, akan dibahas pandangan beberapa pakar pendidikan yang relevan untuk memperkuat argumentasi tersebut.

Tujuan Pendidikan dalam QS. An-Nisa Ayat 9

QS. An-Nisa ayat 9 berbunyi: _"Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang jika meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang khawatir terhadap mereka. Maka hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka berkata dengan perkataan yang benar."* (QS. An-Nisa: 9).

Baca Juga: Sikap Selektif dalam Menghadapi Pengaruh Perkembangan Iptek

Ayat ini menekankan beberapa aspek penting dalam pendidikan, yang dapat dirinci sebagai berikut:

  1. Pembentukan Karakter
    Ayat ini mengingatkan kita bahwa pendidikan harus berfokus pada pembentukan karakter yang baik. Pesan yang terkandung dalam "hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan berkata dengan perkataan yang benar" menunjukkan bahwa pendidikan harus mengajarkan nilai moral dan etika yang kokoh, membimbing peserta didik untuk menjadi pribadi yang jujur, bertanggung jawab, dan menjaga nilai-nilai kebaikan dalam kehidupan sehari-hari. John Dewey (1938), pakar pendidikan dan filsafat Amreika Serikat, berpendapat bahwa pendidikan tidak semata-mata hanya untuk mentransfer pengetahuan kepada peserta didik, tetapi lebih dari itu, pendidikan bertujuan untuk membentuk karakter melalui pengalaman sosial yang menyatu dengan masyarakat. Dewey berpendapat bahwa pendidikan harus memberikan pengalaman yang akan membentuk individu secara moral dan etis.

  2. Pemberian Pengetahuan
    QS. An-Nisa ayat 9 juga mengisyaratkan pentingnya memberikan pengetahuan yang akan membimbing anak-anak untuk menjadi pribadi yang bijaksana. Pengetahuan ini akan membekali mereka untuk mengambil keputusan yang benar dalam kehidupan, memahami situasi, dan bertindak dengan kebijaksanaan. Tokoh pendidikan dan filsafat berkebangsaan Brazil, Paulo Freire (1970), dalam bukunya Pedagogy of the Oppressed, menekankan bahwa pendidikan harus mengarah pada pembebasan individu, memberikan pengetahuan yang tidak hanya bersifat teknis tetapi juga mampu membangkitkan kesadaran kritis dalam diri mereka. Pendidikan seperti ini tidak hanya mempersiapkan peserta didik untuk kehidupan sosial tetapi juga memungkinkan mereka untuk berperan aktif dalam perubahan sosial.

  3. Keterampilan Vokasional (Skill)
    Dalam ayat ini, dapat dilihat bahwa pendidikan tidak hanya berfungsi untuk memberikan pengetahuan, tetapi juga harus mempersiapkan generasi muda dengan keterampilan praktis yang berguna dalam kehidupan mereka. Pendidikan vokasional sangat diperlukan untuk membantu mereka mandiri dan bermanfaat bagi masyarakat. Psikolog pendidikan Amerika Serikat, Howard Gardner (1983), dengan teori kecerdasan majemuknya, menyatakan bahwa pendidikan harus memperhatikan keberagaman potensi peserta didik, termasuk keterampilan praktis dan sosial. Pendidikan vokasional berfungsi untuk mengembangkan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan dunia kerja, memberi bekal bagi mereka untuk bisa mandiri dan berdaya saing.

Baca Juga: Benarkah Pendekatan Deep Learning Akan Menggantikan Kurikulum Merkdeka?

Sejalan dengan Tujuan Pendidikan Nasional Indonesia

Tujuan pendidikan nasional Indonesia berfokus pada tiga aspek utama: (1) pembentukan karakter, (2) pemberian pengetahuan, dan (3) pengembangan keterampilan vokasional. Tiga tujuan ini sangat relevan dengan pesan yang terkandung dalam QS. An-Nisa ayat 9. 

Berikut adalah penjelasan bagaimana tujuan pendidikan nasional Indonesia sejalan dengan isi ayat tersebut:

  1. Pembentukan Karakter
    Tujuan pertama dari pendidikan nasional Indonesia adalah untuk membentuk karakter yang berbudi pekerti luhur, sesuai dengan nilai-nilai agama, budaya, dan sosial masyarakat. Ini sejalan dengan pesan dalam QS. An-Nisa ayat 9 yang menekankan perlunya ketakwaan, kebenaran, dan akhlak yang mulia dalam pendidikan.
    Hassan Langgulung (1996), seorang pakar pendidikan Islam, mengemukakan bahwa pendidikan seharusnya menekankan pembentukan akhlak dan moral yang baik, bukan hanya pada kecerdasan intelektual. Pendidikan yang ideal menurut Langgulung adalah yang mampu mengintegrasikan nilai-nilai agama dalam pembentukan karakter peserta didik.

  2. Pengetahuan
    Pendidikan nasional juga bertujuan untuk menghasilkan manusia yang cerdas, berpengetahuan luas, dan mampu mengaplikasikan ilmu pengetahuan untuk kepentingan diri sendiri dan masyarakat. QS. An-Nisa ayat 9 menunjukkan bahwa pendidikan harus memberikan pemahaman yang dalam, agar generasi muda mampu bertindak bijaksana dalam kehidupannya.
    Bapak Pendidikan Nasional, Ki Hajar Dewantara (1947), mengajarkan bahwa pendidikan harus mengutamakan kecerdasan intelektual sambil tetap menghargai nilai-nilai budaya dan moral masyarakat. Ia menekankan pentingnya keseimbangan antara aspek spiritual dan intelektual dalam pendidikan.

  3. Keterampilan Vokasional (Skill)
    Pendidikan vokasional juga merupakan bagian integral dari tujuan pendidikan nasional. Tujuan pendidikan vokasional adalah untuk memberikan keterampilan praktis yang diperlukan oleh peserta didik dalam kehidupan profesional mereka. Pendidikan seperti ini penting agar mereka dapat mandiri dan berkontribusi pada masyarakat.
    Dalam buku Pengantar Pendidikan Vokasi, Ilyas Malik (2015) menyatakan bahwa pendidikan vokasional memberikan keterampilan yang dapat langsung digunakan dalam dunia kerja. Pendidikan ini memberikan peserta didik bekal yang cukup untuk memenuhi tuntutan dunia kerja dan meningkatkan kualitas hidup mereka.

Kesimpulan

Tujuan pendidikan yang terkandung dalam QS. An-Nisa ayat 9 sangat relevan dengan tujuan pendidikan nasional Indonesia yang berfokus pada pembentukan karakter, pemberian pengetahuan, dan pengembangan keterampilan vokasional. Pendidikan yang ideal tidak hanya mencerdaskan peserta didik dalam aspek akademik, tetapi juga membentuk mereka menjadi individu yang berakhlak mulia dan siap menghadapi tantangan kehidupan dengan keterampilan yang dimilikinya. Pendapat dari pakar pendidikan memperkuat pentingnya integrasi antara nilai moral, pengetahuan, dan keterampilan praktis dalam pendidikan yang seimbang dan holistik.

Referensi:

  1. Al-Qur'an (QS. An-Nisa: 9)

  2. Dewey, John. (1938). Experience and Education. New York: Macmillan.

  3. Freire, Paulo. (1970). Pedagogy of the Oppressed. New York: Herder and Herder.

  4. Gardner, Howard. (1983). Frames of Mind: The Theory of Multiple Intelligences. New York: Basic Books.

  5. Langgulung, Hassan. (1996). Pendidikan Islam: Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

  6. Dewantara, Ki Hajar. (1947). Pendidikan Nasional Indonesia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

  7. Malik, Ilyas. (2015). Pengantar Pendidikan Vokasi. Jakarta: Kencana.

Tidak ada komentar

Terimakasih telah singgah. Silahkan tinggalkan komentar. Semoga artikel ini bermanfaat untuk anda.

Diberdayakan oleh Blogger.