Menghidupkan Nilai-Nilai Pancasila di Era Modern
![]() |
Oleh: Hadi Kammis - Menghidupkan nilai-nilai Pancasila di era modern |
PKn (Artikel Opini) – Di tengah derasnya arus globalisasi dan modernisasi, nilai-nilai Pancasila kerap kali dianggap sebagai konsep yang sudah usang. Namun, justru di era modern ini, nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila semakin relevan sebagai pedoman hidup untuk menghadapi tantangan zaman. Dengan menjaga esensi Pancasila, bangsa Indonesia dapat merajut harmoni sosial, memperkokoh persatuan, dan menciptakan keadilan di tengah perubahan yang begitu cepat.
Menguatkan Nilai Ketuhanan di Era Digital
Kemajuan teknologi telah membawa perubahan besar dalam cara masyarakat berinteraksi dan menjalankan aktivitas keagamaan. Di era modern ini, nilai Ketuhanan yang Maha Esa dapat dihidupkan melalui toleransi beragama di dunia digital. Menghindari ujaran kebencian berbasis agama dan memanfaatkan platform digital untuk menyebarkan pesan damai adalah langkah konkret yang bisa dilakukan. Sebagaimana dinyatakan oleh Soekarno, "Ketuhanan bukan sekadar ritual, tetapi harus menjadi perekat yang menjaga persatuan bangsa."
Baca Juga: Digitalisasi Tata Kelola: Tantangan dan Peran Kepala Madrasah di Era 5.0
Memperjuangkan Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Modernisasi sering kali membawa dampak kesenjangan sosial yang mencolok. Dalam situasi ini, nilai kemanusiaan yang adil dan beradab menjadi sangat penting untuk menciptakan keadilan sosial. Misalnya, mendukung program-program pendidikan dan kesehatan bagi masyarakat marginal, atau memperjuangkan kesetaraan gender di lingkungan kerja. Sebagaimana Notonagoro menyatakan, "Kemanusiaan yang adil dan beradab harus menjadi landasan dalam membangun peradaban modern yang beretika."
Memupuk Persatuan di Tengah Keberagaman
Era modern sering kali diwarnai oleh potensi konflik akibat perbedaan budaya, agama, atau pandangan politik. Untuk itu, nilai persatuan Indonesia harus terus dijaga dan diperkuat. Upaya sederhana seperti merayakan perbedaan melalui dialog antar budaya atau kolaborasi lintas komunitas dapat menjadi contoh nyata. Mohammad Yamin pernah mengingatkan bahwa "Persatuan adalah fondasi yang tidak boleh tergantikan dalam membangun masa depan bangsa."
Mengedepankan Musyawarah dalam Pengambilan Keputusan
Teknologi modern telah memudahkan proses komunikasi dan kolaborasi, namun sering kali justru menciptakan polarisasi akibat kurangnya dialog yang konstruktif. Menghidupkan nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan adalah cara untuk merangkul perbedaan pendapat. Sebagai contoh, menggunakan media sosial untuk diskusi yang sehat dan produktif dapat menjadi wujud nyata nilai ini. Menurut Hatta, "Musyawarah adalah jalan untuk mencapai solusi terbaik yang dapat diterima oleh semua pihak."
Mewujudkan Keadilan Sosial di Era Modern
Modernisasi membawa peluang besar untuk menciptakan keadilan sosial melalui inovasi dan teknologi. Misalnya, digitalisasi layanan publik dapat mempersempit kesenjangan akses antara masyarakat perkotaan dan pedesaan. Dalam pandangan Prof. Dr. Kaelan, "Keadilan sosial harus diwujudkan melalui distribusi sumber daya yang adil dan kesadaran kolektif untuk saling membantu."
Baca Juga: Membangun Generasi Mandiri dan Berkarakter: Refleksi QS. An-Nisa Ayat 9 dalam Pendidikan Nasional
Kesimpulan
Menghidupkan nilai-nilai Pancasila di era modern bukanlah tugas yang mudah, tetapi sangat mungkin dilakukan dengan langkah-langkah nyata. Setiap warga negara memiliki peran untuk menjaga nilai-nilai tersebut tetap relevan melalui tindakan kecil maupun besar dalam kehidupan sehari-hari. Dengan menjadikan Pancasila sebagai landasan berpikir dan bertindak, Indonesia tidak hanya mampu menghadapi tantangan modernisasi, tetapi juga memperkokoh identitasnya sebagai bangsa yang berdaulat, adil, dan bermartabat. Mari kita bersama-sama menghidupkan nilai-nilai Pancasila di setiap aspek kehidupan kita.
Tidak ada komentar
Terimakasih telah singgah. Silahkan tinggalkan komentar. Semoga artikel ini bermanfaat untuk anda.